Wayang Thengul

Wayang merupakan kesenian yang menjadi warisan budaya Indonesia. Salah satunya Wayang Thengul yang merupakan ikon seni pertunjukan Kabupaten Bojonegoro. Dinamakan Wayang Thengul karena mengandung arti kata thengul berasal dari kata methentheng dan methungul yang artinya karena terbuat dari kayu berbentuk tiga dimensi maka sang Dalang harus methentheng (tenaga ekstra) mengangkat dengan serius agar methungul (muncul dan terlihat penonton). Wayang Thengul Bojonegoro cenderung menggelar lakon kisah Kerajaan Majapahit dan Wayang Menak Kerajaan Kediri, serta cerita para Wali pada masa Kerajaan Demak.

 

Tari Thengul

Tari Thengul adalah tarian khas Kabupaten Bojonegoro. Dipentaskan sebagai Tari Penyambutan atau Tari Selamat Datang. Tarian ini diperagakan oleh 5 sampai 10 penari putri dengan iringan gamelan.

 

Wayang Krucil

Kabupaten Bojonegoro juga memiliki wayang khas daerah sendiri, salah satunya yaitu wayang yang dibuat dari kayu jati atau yang terkenal dengan sebutan Wayang Krucil. Cerita yang dipakai dalam Wayang Krucil mengambil dari zaman Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga zaman Prabu Brawijaya di Majapahit. Namun, tidak menutup kemungkinan Wayang Krucil memakai cerita Wayang Purwa dan Wayang Menak, bahkan dari Babad Tanah Jawa sekalipun.

 

Tayub Bojonegoro

Seni Tayub (Sindir) merupakan tari pergaulan tradisional sangat populer bagi masyarakat Bojonegoro yang bisa memberikan hiburan bagi para penontonnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh para pria dengan diiringi tembang Jawa yang dilantunkan oleh para Waranggono yang umumnya wanita-wanita cantik dengan kebaya dan berdandan khas Jawa. Aroma wangi yang semerbak dari Waranggono membuat penari terkadang melempar senyum kearah Waranggono agar mendapat perhatian. Tarian lemah gemulai tersebut diiringi oleh gending Jawa yang syairnya sarat dengan ajaran kebaikan.

Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
80 %
Puas
20 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
0 %